” Kecerdasan Spiritual, mengembangkan kreativitas seseorang dalam memberi makna untuk kehidupan”

Sebelumnya terima kasih banyak untuk Pak Agus a.k.a Pak Apiq yang udah membagikan ilmunya selama perkuliahan ini, suatu pelajaran yang luar biasa dan telah membuka otak saya untuk berpikir secara luas dan selalu mengembangkan daya kreativitas yang saya punya. 🙂

Nah di post terakir ini, saya akan membahas mengenai ” Kreativitas Spiritual

SERIUS MODE : ON

Apa itu Kreativitas Spiritual?

Sebelum menjelaskan tentang hal tersebut, saya akan menjelaskan mengenai apa arti dari IQ, EQ, SQ, terlebih dahulu.

Dari artikel yang saya kutip di internet,
Intellgence Quotient (IQ) adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika dan rasio seseorang. Dengan demikian, hal ini berkaitan dengan keterampilan berbicara, kesadaran akan ruang, kesadaran akan sesuatu yang tampak, dan penguasaan matematika. IQ mengukur kecepatan kita untuk mempelajari hal-hal baru, memusatkan perhatian pada aneka tugas dan latihan, menyimpan dan mengingat kembali informasi objektif, terlibat dalam proses berpikir, bekerja dengan angka, berpikir abstrak dan analitis, serta memecahkan permasalahan dan menerapkan pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Jika IQ kita tinggi, kita memiliki modal yang sangat baik untuk lulus dari semua jenis ujian dengan gemilang, dan meraih nilai yang tinggi dalam uji IQ.

Emosional Quotient (EQ) mempunyai dua arah dan dua dimensi, arah ke dalam (personal) berarti sebuah kesadaran diri (self awareness), penerimaan diri (self acceptance), dan hormat diri (self respect), dan penguasaan diri (self mastery) dan arah keluar (interpersonal) berarti kemampuan memahami orang (to understand others), menerima orang (to accept others), mempercayai orang (to trust others), dan mempengaruhi orang (to influence others).

Spiritual Quotient (SQ) intinya adalah transendensi, yaitu proses penyeberangan, pelampauan, penembusan makna yang lazim, khususnya dari wilayah material ke wilayah spiritual, dan dari bentuk yang kasar ke bentuk yang sublime. Dalam hal ini hidup bukan semata-mata untuk memperoleh materi semata akan tetapi harus betul-betul dihayati sebagai serangkaian amal bagi sesama manusia dan beribadah kepada Tuhan. Sehingga tidak cukup jika kita hanya mengandalkan kecerdasan intelegensi dan emosional saja. Mempertebal iman dan taqwa kita akan membangun budi dan akhlak mulia sehingga segala sesuatu yang kita lakukan semata-mata mohon perkenan dan ridho Tuhan, sehingga apa yang kita kerjakan akan terasa bermakna, nikmat, dan kita lakukan penuh dengan suka cita, tanpa keterpaksaan belaka.

Namun sekarang sudah dikenal istilah AQ, Adversitas Quotient. Menurut kamus, adversity berarti kemalangan, kesulitan, dan penderitaan. AQ disini adalah kecerdasan kita pada saat menghadapi segala kesulitan tersebut. Beberapa orang mencoba untuk tetap bertahan menghadapinya, sebagian lagi mudah takluk dan menyerah. Dengan demikian kecerdasan adversitas adalah sebuah daya kecerdasan budi-akhlak-iman manusia menundukkan tantangan-tantangannya, menekuk kesulitan-kesulitannya, dan meringkus masalah-masalahnya sekaligus mengambil keuntungan dari kemenangan-kemenangan itu.

Artikel ini cukup membuka wawasan kita untuk mengetahui definisi dari IQ EQ SQ dan bahkan sedikit tentan AQ. Namun pada tulisan kali ini saya fokuskan pada Kecerdasan Spiritual yang dapat meningkatkan kreativitas spiritual seseorang.

Saya mendapatkan artikel menarik dari buku The Artist’s way : A Spiritual Path to Higher Creativity,
” Prinsip dasarnya Tuhan adalah sang pencipta yang maha kreatif dan terus menerus mencipta. Tuhan adalah sumber kreativitas bagi manusia. Ada enerji kreatif yang disebut listrik spiritual. Apabila manusia mampu mengaksesnya maka kreativitas akan bangkit. Manusia harus berusaha menggapai Tuhan untuk menjadi saluran penciptaan dari Tuhan. Ada dua cara untuk mengalirkan kreativitas. Pertama membuat catatan pagi dan kedua piknik seniman. Buatlah catatan setiap pagi sepanjang tiga halaman. Isinya apa saja yang ada dalam pikiran. Ia bisa ditulis dengan cerdas atau tidak, dengan emosional atau tidak. Apapun, apa adanya. Singkirkan rasa terlalu sepele, terlalu sederhana, terlalu konyol dan segala macam kekuatiran lain. Cara ini akan mengatasi sensor yang ada di otak kiri yang selalu berpikir pesimis walaupun logis. Ini akan mengatasi sensor yang menjadi kendala. Menulislah setiap hari dalam keadaan apapun. Bahkan jika yang ditulis adalah tentang tidak bisa menulis. Ini akan membawa kita ke seberang, ke sisi lain dari rasa takut, pikiran negatif dsb. Kita akan melewati sensor dan berada di luar jangkauannya. Di sini kita akan mendengar suara sang pencipta dan suara kita sendiri. Catatan pagi akan mengembangkan otak seni jadi efeknya seperti meditasi. Ini adalah cara bertemu dengan kreativitas dan pencipta kita. Jadi ia untuk siapa saja dalam profesi apa saja. Cara kedua adalah piknik seniman. Sediakan waktu dua jam seminggu untuk melakukan piknik sendirian ke suatu tempat di mana tidak ada gangguan. Atasi segala penolakan. Tujuannya mendengarkan kata seniman kecil yang ada di dalam kita. Ini adalah cara kita berhubungan dengan dan merawat kreativitas. Ini adalah cara membuka diri terhadap wawasan, inspirasi dan bimbingan. Selain itu ada duabelas tahap untuk memulihkan kreativitas yang bisa dilakukan selama duabelas minggu. Tahap pertama, pulihkan rasa aman. Ini adalah langkah untuk mengatasi kepercayaan negatif atau pesimisme yang menjadi kendala. Setelah itu kembangkan sisi positif seperti senjata peneguh. Ini akan membantu meraih harapan dan rasa aman. Peneguhan akan memperkuat kreativitas. Kedua pulihkan rasa beridentitas. Tujuannya mendorong anda masuk dalam identitas anda sejati. Hubungan dengan Tuhan telah membuat anda kreatif. Jaga jarak dari enerji negatif agar kreativitas tetap mengalir. Jauhi orang yang berpengaruh negatif. Kendalikan musuh dalam diri anda sendiri seperti keraguan. Fokuskan perhatian pada sesuatu hal. Ketiga pulihkan rasa berdaya. Amarah harus dimanfaatkan sebagai enerji pendorong. Doa akan membimbing mimpi manusia. Keselarasan juga akan ditemui yang akan mengarahkan kita ke sesuatu tujuan. Malu adalah rem bagi perkembangan kreativitas, jadi malu harus dikendalikan. Jangan sampai kita dikuasai rasa malu sehingga terhambat. Jadi cari lingkungan yang mendukung agar tidak membangkitkan malu dan sebagainya yang mematikan karya. Ketrampilan menerima kritik juga harus dikembangkan sehingga akan konstruktif. Keempat pulihkan rasa berintegritas. Masuklah ke dalam diri anda untuk mengenali identitas dan potensi kreatif anda. Ekspresikan mimpi dan identitas anda. Kelima pulihkan rasa kemungkinan. Eksplorasilah kemungkinan yang tak terbatas. Kita punya sumber tak terbatas. Tapi juga ada perangkap yang harus diwaspadai. Keenam pulihkan rasa keberlimpahan. Eksplorasi sikap anda tentang uang dan harta. Anda tidak perlu kuatir dengan uang karena sebenarnya Tuhan sudah mencukupi rejeki kita. Yakinlah bahwa sebenarnya manusia hidup dalam kemakmuran dan kemurahan Tuhan. Tugas manusia adalah berkarya. Ketujuh pulihkan rasa bersambungan. Buka diri terhadap mimpi anda, terhadap ciptaan Tuhan. Anda menemukan bukan menciptakan karya seni atau yang bukan seni. Anda akan menemukan kreasi Tuhan di alam semesta. Pemberian Tuhan bisa apa saja – buku, film, gagasan dsb. Perhatikan hal hal seperti perfeksionisme, resiko, dan iri hati agar jangan mengganggu proses kreatif. Kedelapan pulihkan rasa berkekuatan. Atasi kendala kreativitas. Eksplorasi konsep waktu agar tidak kuatir dengan waktu. Jangan kuatir terlalu tua, terlambat dsb. Kreativitas tidak peduli waktu, dia bisa bangkit kapan saja. Ambil langkah kecil tapi nyata dan efektif. Segera bertindak, tidak sekedar bermimpi. Kesembilan pulihkan rasa kasih sayang. Atasi kendala kreativitas dari dalam diri seperti takut berkreasi, takut gagal dsb, dengan memberi kasih sayang kepada seniman kecil di dalam. Bangkitkanlah antusiasme. Antusiasme adalah enerji abadi bagi kehidupan. Seniman kecil harus diajak berkreasi seperti bermain bukan bekerja. Hindari disiplin militer untuk memaksa kreatif. Putar haluan kreatif untuk menghindari sandungan. Cara ini untuk mengatasi kegagalan yang bisa menghambat. Hancurkan semua hambatan dari dalam maupun luar agar bisa berkarya. Maafkanlah diri anda atas segala kegagalan. Kesepuluh pulihkan rasa melindungi diri. Ada bahaya yang merintangi kreativitas. Ada hal spiritual yang menjadi racun seperti penyalahgunaan makanan, minuman seperti alkohol, seks dsb. Kenalilah mereka agar anda bisa terhindar. Gila kerja juga menjadi belenggu. Ada juga musim kemarau ketika semua kering. Popularitas juga racun lain. Demikian juga kompetisi. Kesebelas pulihkan rasa otonomi. Fokuslah pada otonomi seni dan menerima keadaan diri sebagai seniman. Menerima apa adanya adalah juga memfasiltasi kreativitas. Olah raga bisa membawa kita ke sumber batiniah. Gagasan akan mengalir. Buatlah altar seniman di mana saja di mana anda bisa mengontak sumber kreasi. Keduabelas pulihkan rasa berkeyakinan. Lepaskan kekangan. Yakinlah bahwa anda hidup, kaya, bahagia, dan ada jalan di depan yang akan terbuka. Pasrahlah karena kreativitas mengandung misteri dan datang diliputi misteri. Gagasan berkembang dalam misteri. Jadi yakin saja. Lakukan hobi seperti berkebun, yang akan mendatangkan keuntungan spiritual. Dalam epilog, jalan seniman adalah sebuah pengembaraan spiritual, ziarah dan mudik ke dalam diri. Anda akan mendapatkan sesuatu jika anda mendengarkannya.”

Kedekatan kita dengan tuhan secara spiritual dapat membuat kita berpikir lebih kreatif karena kita adalah makhluk yang paling sempurna dan dengan dekat kepada tuhan kita akan menyadari betapa banyaknya ciptaan Tuhan di alam semesta ini yang harus kita manfaatkan dan kembangkan menjadi sesuatu yang berguna dan dapat membahagiakan banyak orang, bukan malah menghancurkannya untuk kepentingan sendiri.

Salah Satu Tokoh

Beliau merupakan tokoh yang bisa mengembangkan kecerdasan spiritual bagi banyak orang dengan pondok pesantren yang ia bangun
telah berhasil membantu banyak orang.

Jadi pada intinya, kreativitas adalah sesuatu berkah dari Tuhan yang harus dikembangkan diaplikasikan untuk orang banyak agar kehidupan di dunia dan akhirat seimbang.

Terima kasihku untuk Bapak Apiq, yang menurut saya sudah menjadi tokoh kreativitas bagi banyak orang.

  1. No trackbacks yet.

Leave a comment